Terjemah Fiqih Kitab at-Taqrib Matan Abi Syuja (1) [KITAB THAHARAH]
By hadzafadlulloh on 5 Maret 2013
Secawan Kata
Pemilik
kitab At Tahdziib fii Adillati Matnil Ghooyati wat Taqriib berkata :
"Sesungguhnya kitab (Matan Al Ghooyah wat Taqrib) merupakan kitab fiqih
terbaik pada madzhab Syafi'i, dalam bentuk dan kandungannya. Kitab ini
walaupun kecil ukurannya namun mengandung semua bab fiqih dan sebagian
besar hukum-hukum serta masalah-masalah yang terdapat dalam ibadah,
mu'amalah dan lain sebagainya, disertai ungkapan yang mudah, bagusnya
lafadz dan susunannya yang indah, sehingga pada keistimewaannya pada
pembagian topik, memudahkan orang yang ingin tafaquh dalam agama Alloh Ta'ala, dari sisi penguasaan dan menghadirkannya.
Keistimewaan
yang lainnya adalah sesuatu yang telah Alloh tetapkan untuk kitab ini,
dari penerimaan. Engkau akan dapati para pencari ilmu dan ulama,
dahulu dan sekarang, menerima kitab ini dengan mempelajari, mengajarkan,
memahami, menghafalkannya, menjelaskan dan menerangkannya". (Dar Ibnu
Katsir cetakan keempat h. 5).
Sebagi bukti lain tingginya kedudukan kitab matan Abi Suja di madzhab adalah dengan banyaknya Syarh, hawasyi dan nadzom kitab ini, diantaranya :
- Kifayatul Akhyar fi Hilli Ghooyatil Ikhtishoor, karya Abu Bakr bin Muhammad Al Husainiy Ad Dimasqiy rohimahulloh, wafat tahun 829 H.
- Fathul Qoriib al Mujiib fi Syarhi Alfaadzit Taqriib atau dengan judul Al Mukhtaar fi Syarhi Ghooyatil Ikhtishor, karya Al 'Alaamah Asy Syaikh Muhammad bin Qosim al Ghaziy rohimahulloh, wafat tahun 918 H.
- Hasyiiyah As Syaikh Burhanuddin Ibrohim bin Muhammad bin Ahmad Al Birmaawiy rohimahulloh, wafat tahun 1106 H.
- Hasyiiyah As Syaikh Ibrohim bin Muhammad bin Ahmad Al Baijuuriy rohimahulloh, wafat tahun 1277 H.
- Taudiih Al Baijuuriy 'ala Syarhi Ibni Qosim li Matni Abi Suja, lajnah ulama azhar, cetakan pertama tahun 1374 H (3 Jilid).
- Quutul Habiib al Ghoriib Tausyikh 'ala Fathil Qorib al Habiib, karya Asy Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar al Jaawiy rohimahulloh, wafat tahun 1315 H.
- An Nihaayah fi Syarhi Ghooyah, karya Asy Syaikh Abu Abdillah Muhammad Waliyuddin Al Bashiir rohimahulloh, wafat tahun 972 H.
- Al Iqnaa' fi Hilli Alfaadzi Abi Suja, Asy Syaikh Muhammad Asyarbiiniy Al Khothiib rohimahulloh, wafat tahun 977 H.
- At Tahdziib fii Adillati Matnil Ghooyati wat Taqriib, karya Doktor Muthofaa Diibul Bigha hafidzohulloh wa saddada khthooh.
- Nihayatut Tadriib fi Nadzomi Ghooyati At Taqriib, karya Syarofuddin Yahya bin As Syaikh Nuruddin Musa bin Ramadhan Ibnu 'Umairoh, yang terkenal dengan Al 'Imrithiy, wafat tahun 890 H.
****
بسم الله الرحمن الرحيم
M U Q O D D I M A H P E N U L I S
Dengan nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Alloh Robb alam semesta, semoga sholawat
Alloh senantiasa tercurah pada tuan kami; Nabi Muhammad, keluarganya
yang suci dan seluruh sahabatnya. Al Qodiy Abu Suja' Ahmad bin Al
Husain bin Ahmad Al Asfahaniy rohimahulloh Ta'ala berkata: Sebagian teman-temanku–semoga Allloh Ta'ala senantiasa menjaga mereka– memintaku untuk menulis ringkasan fiqih berdasar madzhab Imam Asy Syafi'I –semoga rahmat dan keridlhoan Alloh dilimpahkan kepada beliau-
secara ringkas dan padat, supaya mudah dipelajari oleh pelajar dan
mudah bagi pemula untuk menghafalnya, dan agar saya memperbanyak taqsimat
(perincian yang diperlukan) dan supaya menetapkan ketetapan (dari
wajib, mandzub dan selain keduanya) secara seksama. Karena mengharap
pahala aku kabulkan permintaan tersebut, seraya berharap bimbingan di
atas jalan kebenaran kepada Alloh Ta'ala. Sesungguhnya Dia (Alloh
Ta'ala) atas setiap yang dikehendakiNya Maha Mampu, dan (Dia Ta'ala)
kepada para hambanya Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.
****
Kitab Toharoh
Macam-Macam Air
Air yang boleh bersuci dengannya ada tujuh macam:
- Air Langit
- Air Laut
- Air Sumur
- Air (yang keluar dari) Mata Air
- Air Salju
- Air Es
Kemudian air terbagi kepada empat macam :
- Suci lagi mensucikan tidak timakruhkan menggunaannya, ia adalah air mutlaq.
- Suci lagi mensucikan (namun) dimakruhkan menggunakannya, ia adalah air musyamas (yang menjadi panas karena sinar matahari).
- Suci namun tidak mensucikan, ia adalah air musta'mal dan air yang telah berubah dengan sesuatu yang mencampurinya dari sesuatu (benda) yang suci.
- Air najis, ia adalah air yang telah tercampuri Najis; Dan ia (air tersebut) tidalah kurang dari dua dulah dtau dua kulah (tapi) berubah (karena najis tersebut). Dua kulah adalah : Kira-kira seukuran 500 liter Bagdad menurut pendapat yang paling kuat.
Pasal
Menerangkan Sesuatu Yang Suci Dengan Disamak.
Kulit
bangkai suci dengan proses penyamakan kecuali kulit anjing, babi dan
yang lahir dari keduanya atau dari salah satu dari keduanya. Tulang
bangkai dan bulunya adalah najis kecuali (tulang dan rambut) manusia.
Pasal
Menerangkan Penggunaan Bejana-Bejana
Dan
tidak diperbolehkan menggunakan bejana-bejana yang terbuat dari emas
dan perak. Dan diperbolehkan mempergunakan selain keduanya dari
bejana-bejana.
Pasal
Menerangakan Siwak
Siwak
disunahkan pada setiap kondisi kecuali setelah tergelincirnya
(matahari) bagi yang sedang berpuasa. Bersiwak pada tiga tempat
sangatlah ditekankan sunnahnya :
- tatkala telah berubahnya mulut dari lamanya diam dan yang lainnya
- tatkala bangun dari tidur
- dan tatkala hendak menegakan sholat.
Pasal
Menerangkan Pardu Wudlhu dan Sunah-Sunahnya
: Pardu wudlhu ada enam perkara
- Niat tatkala mencuci wajah
- Mencuci wajah
- Mencuci kedua tangan beserta kedua sikunya
- Mengusap sebagian kepala
- Mencuci kedua kaki beserta kedua mata kakinya
- Tartib sebagaimana kami telah menyebutkannya.
Sunah-sunahnya ada sepuluh :
- Membaca bismilah
- Mencuci dua telapak tangan sebelum memasukan keduanya ke bejana
- Kumur-kumur dan Menghirup air ke hidung dengan air yang baru
- Mengusap seluruh kepala
- Mengusap kedua telinga
- Mensela-sela jenggot yang lebat
- Mensela-sela jari jemari kedua tangan dan kedua kaki
- Mendahulukan yang kanan daripada yang kiri
- Mencuci dengan tiga kali-tiga kali
- Berkesinambungan/bersambung.
Pasal
Tentang Istinja
Istinja
hukumnya wajib; Dari kencing dan berak. Yang paling utama istinja
dengan batu kemudian air mengikutinya. (Dan) diperbolehkan untuk
mencukupkan dengan air saja atau dengan menggunakan tiga batu; Yang
bersih dengannya tempat (keluarnya kencing atau berak). Jika dia
hendak mencukupkan dengan salah satu dari keduanya maka menggunakan air
adalah lebih utama. Hendaknya meninggalkan (dari) menghadap dan
membelakangi kiblat (tatkala melakukannya) di padang terbuka. Hendaknya
tidak kencing dan berak di air yang menggenang, di bawah pohon yang
berbuah, di jalan, di tempat berteduh, di lubang, tidak berbicara ketika
kencing dan berak, tidak menghadap dan tidak membelakangi matahari dan
bulan dan tidak istinja dengan tangan kanan.
Pasal
Tentang Pembatal-Pembatal Wudlhu
Dan yang membatalkan wudkhu ada enam macam :
- Dikarenakan ada sesuatu yang keluar dari dua jalan
- Tidur dengan posisi yang tidak kokoh di tanah tempat duduknya
- Hilang akal karena mabuk atau sakit
- Lelaki menyentuh perempuan dengan tanpa penghalang
- Menyentuh kemaluan manusia dengan telapak tangan
- Menyentuh lubang anusnya menurut pendapat yang baru (dari Imam Syafi'i).
Pasal
Tentang Yang Mewajibkan Mandi
Dan yang mewajibkan mandi ada enam perkara :
Tiga perkara yang leleki dan perempuan berserikat di dalamnya, ia adalah :
- Bertemunya dua khitan (jima)
- Keluarnya air mani
- Meninggal dunia
Dan tiga perkara yang wanita dikhususkan dengannya :
- Haid
- Nifas
- Melahirkan.
Pasal
Tentang Wajib-Wajib Mandi dan Sunah-Sunahnya
Dan wajib-wajib mandi ada tiga :
- Niat
- Menghilangkan najis jika najis tersebut ada di badannya
- Menyampaikan air ke pangkal\akar rambut dan kulit
Sunah-sunahnya ada lima perkara :
- Membaca bismilah
- Mencucui tangan sebelum memasukan keduanya ke bejana dan berwudlhu sebelumnya (Baca : sebelum mandi).
- Menjalankan tangan ke seluruh badan
- Berkesinambungan/bersambung
- Mendahulukan yang kanan daripada yang kiri.
Pasal
Tentang Mandi-Mandi Yang Disunahkan
Dan mandi-mandi yang disunahkan ada tujuh belas macam mandi :
- Mandi Jum'at.
- Mandi pada dua hari raya.
- Tatkala akan sholat Istisqo.
- Ketika akan sholat khusuf 'gerhana matahari'.
- Ketika akan sholat kushuf 'gerhana bulan'.
- Mandi setelah memandikan mayit
- Mandi ketika seorang kafir masuk Islam
- Yang gila jika dia menjadi sembuh
- Orang yang pingsan jika sadar
- Mandi tatkala akan ihrom
- Mandi karena masuk Makkah
- Mandi karena akan wuquf di Arofah
- Dan bagi yang melempar yang tiga jumroh
- Mandi karena akan thowaf.
- Mandi karena akan melaksanakan sa'i.
- Mandi ketika akan memasuki kota Rosululloh r 'Madinah'.
Pasal
Tentang Mengusap Kedua Khuf
: Dan mengusap kedua khuf adalah diperbolehkan dengan sarat
- Hendaknya dia memakai keduanya setelah sempurnanya thoharoh
- Hendaknya kedua khuf tersebut menutupi tempat mencuci yang wajib, dari kedua telapak kaki.
- Hendaknya keduanya dari sesuatu yang mungkin mengikuti pejalan di atas keduanya.
Orang
yang mukim mengusap (khuf) selama sehari semalam. Musafir mengusap
(khuf) selama tiga hari beserta malam-malamnya. Awal lama(nya) dari
mulai berhadats setelah memakai kedua khuf.
Jika
dia mengusap pada waktu safar kemudian muqim atau mengusap ketika hadir
kemudian safar maka dia telah menyempurnakan usapan mukim.
Mengusap (khuf) menjadi batal dengan tiga perkara :
- Dia melepaskan keduanya
- Habisnya masa (diperbolehkannya mengusap)
- Segala sesuatu yang mewajibkan mandi.
Pasal
Tentang Tayamum
Dan sarat-sarat tayamum ada lima perkara :
- Adanya kesulitan karena berpergian atau sakit
- Masuknya waktu sholat.
- Mencari air.
- Tidak bisa mempergunakannya dan membutuhkannya setelah mendapatkannya.
- Tanah yang suci lagi berdebu. Jika debu tersebut tercampur batu atau kerikil maka tidak mencukupi.
Fardlhu tayamum ada empat perkara :
- Niat.
- Menyapu wajah.
- Menyapu kedua tangan beserta kedua sikunya.
- Tertib secara berurutan.
Sedangkan sunnahnya ada tiga :
- Membaca bismillah.
- Mendahulukan tangan kanan dari pada tangan yang kiri.
- Dan Bersambung.
Dan Yang membatalkan tayamum ada tiga pula :
- Setiap yang membatalkan wudlhu.
- Melihat air pada saat tidak sedang sholat.
- Murtad.
Orang
yang pada anggota badannya terdapat pembalut maka ia mengusapnya dan
tayamum kemudian sholat. Dan tidak wajib mengulanginya dia jika
memasangnya ketika suci.
Hendaknya tayamum setiap akan melaksanakan sholat wajib, dan boleh melaksanakan berbagai sholat sunat dengan satu tayamum.
Pasal "Tentang Berbagai Najis dan Cara Menghilangkannya".
Setiap benda cair yang keluar dari dua jalan maka hukumnya najis, kecuali air mani.
Mencuci
seluruh jenis air kencing dan peces hukumnya wajib, kecuali air kencing
bayi laki-laki yang belum memakan makanan lain, maka ia disucikan
dengan cara mencipratinya dengan air, demikian berbeda dengan air
kencing bayi perempuan.
Segala
jenis yang najis tidaklah dima'afkan, kecuali sedikit darah dan nanah
serta hewan yang tidak memiliki darah yang mengalir jika jatuh ke
dalam bejana dan mati di dalamnya.
Seluruh jenis hewan suci, kecuali anjing dan babi, serta yang terlahir dari keduanya atau dari salah satunya.
Seluruh jenis bangkai hukumnya najis kecuali bangkai ikan, belalang dan manusia.
Seluruh jenis bejana wajib di cuci sebanyak tujuh kali karena jilatan anjing dan babi, salah sataunya dicampur dengan tanah.
Adapun najis-najis yang lainnya maka cukup sekali cucian, tapi jika berulang sampai tiga kali lebih utama.
Jika
arak berubah menjadi cuka dengan sendirinya maka menjadi suci. Adapun
jika berubah dikarenakan suatu zat yang dimasukan kedalam arak
tersebut maka tidaklah suci 'najis'.
Pasal 'Tentang Penjelasan Hukum Haid, Nifas dan Istihadlhoh
Darah yang keluar dari kemaluan ada tiga :
- Darah haidh.
- Darah nifas.
- Darah istihadlhoh.
Darah haid adalah
darah yang keluar dari kemaluan perempuan yang sedang dalam kondisi
sehat, tidak dikarenakan melahirkan. Warnanya hitam kemereh-merehan dan
panas.
Nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan.
Istihadloh adalah darah yang keluar tidak pada hari-hari haid dan nifas.
Haid paling sedikitnya sehari semalam, paling banyaknya lima belas hari. Sedangkan keumumannya selama enam atau tujuh hari.
Nifas paling sedikitnya sekejap, paling banyaknya enam puluh hari. Sedangkan keumumannya selama empat puluh hari.
Paling sedikitnya suci antara dua haid adalah lima belas hari, dan tidak ada batasan paling banyaknya.
Usia termuda perempuan dalam haidh adalah pada umur sembilan tahun.
Masa hamil sekurang-kurangnya enam bulan, paling lamanya empat tahun, sedangkan pada keumumannya selama sembilan bulan.
Bagi perempuan yang sedang haid dan nifas diharamkan delapan perkara :
- Sholat.
- Shaum.
- Membaca al-Qur'an.
- Menyentuh mushaf al-Qur'an dan membawanya.
- Masuk Masjid.
- Thowaf.
- Bersetubuh
- Dan bersenang-senang dengan sesuatu yang ada diantara pusar dan lutut.
Diharamkan bagi yang sedang junub lima perkara :
- Sholat.
- Membaca al-Qur'an.
- Menyentuh mushaf dan membawanya.
- Thowaf.
- Berdiam diri di masjid.
Bagi yang berhadats diharamkan tiga perkara :
- Sholat.
- Thowaf.
- Dan menyentuh mushaf serta membawanya.
—^^^—
Berlanjut… Insya Allah
Terjemah Fiqih Kitab at-Taqrib Matan Abi Syuja (2) [KITAB SHALAT]
By hadzafadlulloh on 9 Maret 2013
Kitab Sholat
Tentang Waktu-Waktu Sholat
Sholat wajib ada lima :
Dzuhur : Awal waktunya mulai tergelincir matahari, dan akhirnya jika bayangan sesuatu sama panjang dengan bendanya selain bayangan waktu zawal.
Ashar : Permulaan waktunya adalah bila bayangan – pada akhir waktu dzuhur – bertambah panjang dari benda aslinya. Adapun akhir waktu ikhtiyar sampai bayangan dua kali lipat, sedangkan watu jawaz sampai terbenamnya matahari.
Maghrib : Waktunya hanya satu, yaitu dari mulai terbenamnya matahari sampai hilangnya lembayaung merah.
Isa : Permulaan waktunya jika lembayung merah telah hilang, akhir waktu ikhtiyar sampai sepertiga malam, adapun waktu jawaz sampai terbitnya fajar yang kedua.
Shubuh : Permulaan waktunya mulai terbitnya fajar kedua, sedangkan akhir waktu ikhtiyarnya sampai isfiror. Adapun akhir waktu jawaz sampai terbitnya matahari.
Dzuhur : Awal waktunya mulai tergelincir matahari, dan akhirnya jika bayangan sesuatu sama panjang dengan bendanya selain bayangan waktu zawal.
Ashar : Permulaan waktunya adalah bila bayangan – pada akhir waktu dzuhur – bertambah panjang dari benda aslinya. Adapun akhir waktu ikhtiyar sampai bayangan dua kali lipat, sedangkan watu jawaz sampai terbenamnya matahari.
Maghrib : Waktunya hanya satu, yaitu dari mulai terbenamnya matahari sampai hilangnya lembayaung merah.
Isa : Permulaan waktunya jika lembayung merah telah hilang, akhir waktu ikhtiyar sampai sepertiga malam, adapun waktu jawaz sampai terbitnya fajar yang kedua.
Shubuh : Permulaan waktunya mulai terbitnya fajar kedua, sedangkan akhir waktu ikhtiyarnya sampai isfiror. Adapun akhir waktu jawaz sampai terbitnya matahari.
Pasal 'Tentang Syarat Wajib Sholat'.
Syarat wajib sholat ada tiga hal : Islam, baligh dan berakal, ia adalah taklif.
Pasal 'Tentang Sholat-Sholat Sunnah dan Rowatib'.
Sholat yang sunnah ada lima :
- Dua hari raya,
- dua khusuf
- dan istisqo.
Sholat sunnah yang mengikuti sholat fardu ada tujuh belas roka'at :
- Dua roka'at fajar 'sholat sunnah qobliyah subuh'.
- Empat roka'at sebelum dzuhur.
- Dua roka'at sesudahnya.
- Empat roka'at sebelum ashar.
- Dua roka'at sebelum maghrib.
- Tiga roka'at setelah sholat isa, berwitir dengan salah satunya.
Tiga sholat sunnah sangat ditekankan :
- Sholat malam.
- Sholat duha.
- Sholat tarawih.
Pasal 'Tentang Syarat Sholat'.
Syarat sholat sebelum pelaksanaannya ada lima :
- Sucinya anggota badan dari hadats dan najis.
- Menutup aurat dengan baju yang suci.
- Berdiri di tempat yang suci.
- Mengetahui telah masuknya waktu sholat.
- Menghadap qiblat.
Pasal 'Rukun Sholat dan Sunah-Sunnahnya'.
Rukun-rukun sholat ada delapan belas rukun :
- Niat.
- Bediri jika mampu
- Takbirotul ihrom
- Membaca surat al-Fatihah, dan bismillah merupakan bagian darinya.
- Ruku'
- dan tu'maninah di dalamnya.
- I'tidal
- dan tu'maninah di dalamnya.
- Sujud
- dan tu;maninah di dalamnya.
- Duduk diantara dua sujud
- dan tu'maninah di dalamnya.
- Duduk yang akhir.
- Membaca tasyahud.
- Membaca shoawat kepada nabi r pada sa'at duduk akhir.
- Salam yang pertama
- Niat keluar dari sholat
- Teartib dalam rukun yang telah kami sebutkan di atas.
Sunah-sunnahnya sebelum memasuki sholat ada dua :
- Adzan.
- Dan Iqomah.
Adapun setelah memasukinya ada dua pula :
- Tasyahud awal
- Qunut dalam sholat shubuh dan witir pada setengah yang kedua dari bulan Romadhon.
Sunnah haiyah ada lima belas bagian :
- Mengangkat kedua tangan tatkala takbirotul ihrom, hendak ruku dan bangun dari ruku.
- Meletakan tangan kanan di atas tangan kiri.
- Membacado'a tawajjuh 'do'a iftitah'.
- Membaca isti'adzah.
- Mengeraskan suara padatempatnya.
- Memelankannya pula padatempatnya.
- Membaca amin.
- Membaca surat setelah membaca surat al-Fatihah.
- Bertakbir tatkala merunduk dan bangkit.
- Ungkapan : sami'allohu liman hamidah robbana lakal hamdu.
- Bertasbih tatkala ruku dan sujud.
- Meletakan kedua tangan di atas kedua paha tatkala duduk, demikian dengan membentangkan tangan kiri dan menggenggamkan yang kanan, kecuali telunjuk. Karena dia berisyarat tatkala membaca syahadat.
- Duduk iftirosy pada seluruh duduk.
- Dan duduk tawaruk pada duduk yang terakhir.
- Salam yang kedua.
Pasal Tentang Perkara-Perkara Yang Perempuan Menyelisihi
Laki-Laki Di Dalam Shalat
Laki-Laki Di Dalam Shalat
Perempuan menyelishi laki-laki dalam lima hal :
- Laki-laki merenggangkan kedua sikunya dari kedua lambungnya"
- (laki-laki) mengangkat perutnya dari kedua pahanya kala ruku dan sujud
- (laki-laki) Mengeraskan bacaan pada tempat-tempat jahr
- (laki-laki) jika memperingatkan sesuatu di dalam shalat maka bertasbih
- Dan auratnya antara pusar dan lututnya.
Dan
perempuan merapatkan antar bagiandengan bagian yang lainnya,
merendahkan bacaannya ketika ada laki-laki ajanib, jika memperingatkan
sesuatu dalam shalat maka menepukan tangan, seluruh tubuh perempuan
merdeka merupakan aurat di dalam shalat kecuali wajahnya dan kedua
telapak tangannya, dan aurat budak perempuan
seperti aurat laki-laki dalam shalat.
seperti aurat laki-laki dalam shalat.
Pasal Tentang Pembatal-Pembatal Shalat
Dan yang membatlkan sholat ada sebelas macam :
- Berbicara yang sengaja
- Melakukan gerakan yang banyak yang berturut-turut.
- Hadas
- Tiba-tiba terkena najis
- Tersingkapnya aurat
- Berubahnya niat
- Membelakangi kiblat
- Makan
- Minum
- Ketawa
- Dan riddah.
Pasal Tentang Jumlah Raka'at Shalat
Rakaat
shalat fardu ada tujuh belas raka'at : Dan dalam shalat itu sendiri ada
tujuh belas ruku, tigapuluh empat sujud, sembilan puluh empat kali
takbir, sembilan kali tasyahud, sepuluh salam, seratus limapuluh tiga
tasbih. Dan jumlah rukun dalam shalat ada duaratus tigapuluh empat
rukun, dan dalam shalat yang empat rakaat ada limapuluh empat rukun.
Barangsiapa tidak mampu berdiri dalam shalat fardu maka shalat sambil
duduk, dan barangsiapa ridak mampu sambil duduk maka sambil berbaring.
Dan jika tidak mampu dari itu maka shalat dengan isyarat, dan jika tidak
mampu dengan isyarat maka shalat dengan penglihatannya seraya niat
dengan hatinya.
Pasal Tentang Sujud Sahwi
Dan yang ditinggalkan dari shalat adal tiga perkara :
- Fardu
- Sunah haiat
- Dan sunah.
Fardu
tidak terganti dengan sujud sahwi, bahkan jika mengingatnya dan
waktunya berdekatan maka dia kembali ke yang tertingggal itu dan
meneruskan shalat (yang masih tersisia) dan sujud sahwi.
Sunah : Tidak kembali pada yang tertinggal tersebut setelah berganti dengan fardu, akan tetapi sujud untuk sahwi dari yang tertinggal itu.
Al Haiat : Tidak kembali padanya setelah tertinggal darinya dan tidak sujud sahwi dari yang tertinggal itu.
Dan jika ragu dalam bilangan yang telah dikerjakan dari rakaat, maka dibangun di atas keyakinan (dan ia yang paling sedikit), dan sujud sahwi.
Sujud sahwi sunah dan pelaksanannya sebelum salam.
Sunah : Tidak kembali pada yang tertinggal tersebut setelah berganti dengan fardu, akan tetapi sujud untuk sahwi dari yang tertinggal itu.
Al Haiat : Tidak kembali padanya setelah tertinggal darinya dan tidak sujud sahwi dari yang tertinggal itu.
Dan jika ragu dalam bilangan yang telah dikerjakan dari rakaat, maka dibangun di atas keyakinan (dan ia yang paling sedikit), dan sujud sahwi.
Sujud sahwi sunah dan pelaksanannya sebelum salam.
Pasal Tentang Waktu-Waktu Yang Diharamkan Shalat
Pada Waktu Tersebut
Ada lima waktu yang tidak boleh shalat pada waktu-waktu tersebut kecuali shalat yang memiliki sebab :
Ada lima waktu yang tidak boleh shalat pada waktu-waktu tersebut kecuali shalat yang memiliki sebab :
- Shalat subuh hingga terbitnya marahari.
- Ketika terbit matahari hingga sempurna dan naik seukuran tombak.
- Ketika matahari tegak lurus hingga bergeser.
- Setelah shalat Asar sampai terbenamnya matahari
- Dan ketika terbenam matahari hingga sempurna terbenamnya.
Pasal Tentang Shalat Berjama'ah
Shalat (fardu) berjama'ah sunnah muakad, makmum wajib niat mengikuti imam adapun imam (tidak wajib niat menjadi imam).
Boleh seorang yang merdeka bermakmum pada budak/hamba sahaya. Dan yang sudah baligh pada anak yang belum baligh. Dan tidak sah bermakmumnya seorang lelaki pada perempuan, dan tidak pula seorang qaari pada seorang yang buta huruf. Dan ditempat manapun seorang makmum shalat di dalam masjid dengan shalatnya imam, dia tahu dengan shalatnya imam maka tealah mencukupinya selama tempat dia tidak lebih depan dari imam. Dan jika makmum shalat di luar masjid, dekat dengan masjid tersebut, dia mengetahui shalatnya imam, dan tidak ada penghalang disana maka boleh, batas dekat antara keduanya kira-kira tigaratus dzira.
Boleh seorang yang merdeka bermakmum pada budak/hamba sahaya. Dan yang sudah baligh pada anak yang belum baligh. Dan tidak sah bermakmumnya seorang lelaki pada perempuan, dan tidak pula seorang qaari pada seorang yang buta huruf. Dan ditempat manapun seorang makmum shalat di dalam masjid dengan shalatnya imam, dia tahu dengan shalatnya imam maka tealah mencukupinya selama tempat dia tidak lebih depan dari imam. Dan jika makmum shalat di luar masjid, dekat dengan masjid tersebut, dia mengetahui shalatnya imam, dan tidak ada penghalang disana maka boleh, batas dekat antara keduanya kira-kira tigaratus dzira.
Pasal Tentang Shalat Musafir
Bagi seorang musafir boleh mengqosor (meringkas) shalat yang empat raka'at dengan lima syarat :
- Safarnya bukan dalam rangka maksiat.
- Hendaknya jaraknya enambelas farsakh
- Hendaknya shalat tersebut adaan (bukan mengqodo)
- Berniat mengqosor bersamaan dengan takbirotul ihram.
- Dan hendaknya menyempurnakan.
Dan
bagi musafir boleh menjama' antara shalat dzuhur dan ashar di salah
satu waktu keduanya, dan antara shalat magrib dan isya disalah satu
waktu dari keduanya yang dia kehendaki. Dan bagi yang sedang hadir
(tidak berfergian) ketika turun hujan boleh menjama' keduanya di waktu
pertama dari salah satu shalat tersebut.
Pasal Tentang Shalat Jum'at
Syarat wajib shalat jum'at ada tujuh perkara :
- Islam
- Baligh
- Berakal
- Merdeka
- Laki-laki
- Sehat
- Dan menetap
Dan syarat sah mengerjakan shalat Jum'at ada tiga :
- Dilaksanakan dikota atau desa.
- yang shalat Jum'at 40 orang dari ahli Jum'at.
- Dan hendaknya waktu itu tersisa.
Maka jika telah keluar waktu atau syaratnya tidak terpenuhi maka dilaksanakan shalat dzuhur.
Dan fardu Jum'ah ada tiga :
Dan fardu Jum'ah ada tiga :
- Dua khutbah sambil berdiri
- Duduk diantara dua khutbah
- Dan shalat dua raka'at dengan berjama'ah.
Disunnahkan
untuk diam ketika khutbah, dan barangsiapa masuk masjid dan imam sedang
berkhutbah maka hendaknya dia shalat dua rakaa'at secara ringan
kemudian duduk.
Pasal Tentang Shalat I'dain
Hukum
shalat 'idain sunah mu'akad, ia dua raka'at, pada raka'at pertama
bertakbir sebanyak tujuh kali selain takbiratul ihram, dan pada
raka'at kedua lima kali selain takbiratul ketika akan berdiri, dan
setelahnya dua khutbah, pada khutbah pertama sembilan kali dan pada
khutbah yang kedua tujuh kali.
Bertakbir dari tenggelamnya matahari dari malam 'ied sampai imam masuk untuk shalat, dan pada iedul adha bertakbir setiap setelah shalat fardu, dimulai dari shubuh hari 'Arafah sampai Ashar diakhir hari tasyriq.
Bertakbir dari tenggelamnya matahari dari malam 'ied sampai imam masuk untuk shalat, dan pada iedul adha bertakbir setiap setelah shalat fardu, dimulai dari shubuh hari 'Arafah sampai Ashar diakhir hari tasyriq.
Pasal Shalat Kususf (Gerhana Matahari) dan Khususf (Gerhana Bulan)
Shalat
khusuf sunnah mu'akad (ditekankan), jika terluput maka tidak diqodo.
Dan shalat untuk kusuf matahari dan shalat untuk khusuf bulan itu dua
raka'at, dan pada tiap raka'at ada ada dua berdiri dengan dua bacaan
yang panjang pada kedua berdiri tersebut dan dua ruku dengan tasbih yang
panjang pada keduanya, adapun sujud tidaklah panjang, dan setelahnya
khutbah dengan dua khutbah. Bacaan sir (pelan) dalam kusuf matahari dan
dengan bacaan jahr (keras) ketika khusuf bulan.
Pasal Tentang Shalat Istisqo
Shalat
istisqo disunahkan, maka imam memerintahkan masyarakat untuk bertaubat,
bershdaqoh, keluar dari kedzaliman, berbuat baik pada musuh dan puasa
tiga hari, kemudian imam keluar bersama mereka pada hari yang keempat
dengan menggunakan baju yang lusuh seraya berjalan dengan khusu lagi
merasa hina, dan kemudian imam shalat dua raka'at dengan mereka
seperti shalat 'iedain, kemudian berkhutbah setelah shalat dua rakaat
tersebut, dan hendaknya khatib memindahkan posisi selendangnya dari arah
sebelah kanan ke arah sebelah kirinya, dan menjadikan bagian atasnya
menjadi bawahnya dan bawahnya menjadi sebelah atasnya, dan
memperbanyak do'a dengan doa' Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam,
yaitu do'a : Ya Allah, jadikanlah hujan tersebut hujan rahmat, dan
janganlah Engkau menjadikannya hujan tersebut sebagai siksa, kehancuran
dan bala, serta bukan pula hujan yang menenggelamkan, Ya Allah
jadikanlah hujan tersebut di tempat-tempat yang tinggi dan rendah, di
tempat tumbuhnya pohon dan di lembah-lembah, Ya Allah, jadikanlah hujan
tersebut disekitar kami dan bukan yang menghancurkan kami, Ya Allah,
turunkanlah hujan yang memberikan pertolongan, mengenakan, memudahkan ,
tawar, lagi selamanya hingga hari pembalasan. Ya Allah, berilah kami
hujan dan janganlah Engkau menjadikan kami manusia-manusia yang berputus
asa. Ya Allah, sesungguhnya banyak penduduk dan wilayah dalam
kepayahan, kelaparan dan kesempitan. Yang kami tidaklah mengadu kecuali
kepadaMu. Ya Allah, tumbuhkankanlah bagi kami tanaman-tanaman, suburkan
bagi kami susu, turunkanlah bagi kami keberkahan dari langit, dan
tumbuhkan pula bagi kami dari keberkahan bumi, dan hilangkanlah
bencana yang menimpa kami, yang tidak ada (yang mampu) menghilangkannya
selainMu. Ya Allah, kami memohon ampunan Mu, sesungguhnya Engkau Maha
Pengampun, maka turunkanlah hujan kepada kami dengan lebat.
Dan hendaknya mandi ketika hujan turun di lembah-lembah, dan bertasbih ketika ada guntur dan kilat.
Dan hendaknya mandi ketika hujan turun di lembah-lembah, dan bertasbih ketika ada guntur dan kilat.
Pasal Tentang Shalat Khauf
Shalat khauf ada tiga bentuk :
Pertama : Ketika musuh bukan di arah kiblat, maka imam membagi pasukan pada dua kelompok, satu kelompok berdiri menghadap musuh dan satu kelompok lainnya debelakang imam. Maka imam shalat dengan satu kelompok yang ada di belakangnya satu raka'at, kemudian anggota kelompok tersebut menyempurnakannya masing-masing dan selanjutnya berlalu menghadap musuh, dan datanglah kelompok lainnya, maka imam shalat bersama mereka satu raka'at, kemudian kelompok yang terakhir ini menyempurnakannya masing-masing dan akhirnya imam salam bersama mereka.
Kedua : Musuh ada di arah kiblat, maka imam mengatur shaf mereka menjadi dua shaf, imam takbiratul ihram dengan mereka, jika imam sujud maka sujud bersamanya satu shaf dan shaf yang lainnya berdiri menjaga mereka, jika imam telah bangkit maka mereka sujud menyusulnya.
Ketiga : Ketika sangat takut dan berkecamuknya perang, maka shalat dengan cara yang paling memungkinkan, sembari berjalan atau berkendaraan, baik menghadap kiblat atau pun tidak menghadap padanya.
Pertama : Ketika musuh bukan di arah kiblat, maka imam membagi pasukan pada dua kelompok, satu kelompok berdiri menghadap musuh dan satu kelompok lainnya debelakang imam. Maka imam shalat dengan satu kelompok yang ada di belakangnya satu raka'at, kemudian anggota kelompok tersebut menyempurnakannya masing-masing dan selanjutnya berlalu menghadap musuh, dan datanglah kelompok lainnya, maka imam shalat bersama mereka satu raka'at, kemudian kelompok yang terakhir ini menyempurnakannya masing-masing dan akhirnya imam salam bersama mereka.
Kedua : Musuh ada di arah kiblat, maka imam mengatur shaf mereka menjadi dua shaf, imam takbiratul ihram dengan mereka, jika imam sujud maka sujud bersamanya satu shaf dan shaf yang lainnya berdiri menjaga mereka, jika imam telah bangkit maka mereka sujud menyusulnya.
Ketiga : Ketika sangat takut dan berkecamuknya perang, maka shalat dengan cara yang paling memungkinkan, sembari berjalan atau berkendaraan, baik menghadap kiblat atau pun tidak menghadap padanya.
Pasal Tentang Pakaian
Laki-laki
haram memakai pakian dari bahan sutra dan bercincin dengan emas, dan
halal bagi perempuan. Sedikit dan banyaknya sama dalam keharamannya.
Jika sebagian baju dari bahan sutra dan sebagiannya dari kapas atau
katun, maka boleh memakainya selama sutranya bukan yang mendominasi.
Pasal Tentang Penjelasan Hukum-Hukum Pengurusan Mayit
dan Yang Berkaitan Dengannya.
dan Yang Berkaitan Dengannya.
Dan empat perkara yang wajib berkenaan dengan mayit :
- Memandikannya
- Mengkafaninya.
- Menshalatinya
- Dan menguburkannya.
Dua jenis mayit yang tidak dimandikan dan tidak pula dishalati :
- Syahid di peperangan dengan musyrikin
- Bayi yang jatuh (keguguran) yang tidak sempat bersuara keras.
Mayit
dimandikan secara witir (ganjil), pada siraman pertamanya menggunakan
bidara dan pada siramann yang terakhir sesuatu dari kafur barus.
Mayit
dikafani dengan tiga lapis kain putih, qomis dan imamah tidak termasuk
yang tiga lapis itu. Dan perempuan dengan lima lapis kain putih.
Dan bertakbir atasnya dengan empat kali takbir : Setelah takbir pertama membaca al Faihah, setelah takbir kedua bersholawat atas Nabi sholallohu 'alaihi wa sallam, dan mendo'akan mayit setelah takbir yang ketiga, dia mengatakan : Ya Allah ini dia hambaMu dan anak dari dua hambaMu, telah keluar dari kesenangan dan keluasan dunia, serta keluar dari yang dicintainya dan pencintanya menuju kegelapan kubur dan sesuatu yang dia akan menjumpainya. Dia telah bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selainMu saja, yang tidak ada sekutu bagiMu, dan dia pun bersaksi bahwa Muhammad merupakan hamba dan utusanMu. Engkau lebih mengetahui tentangnya daripada kami. Ya Allah, sesungghnya mayit ini menghadap kepadaMu dan Engkau sebaik-baik yang diharapkan. Mayit ini membuthkan rahmatMu, dan Engkau Maha Kaya dari menyiksanya. Sungguh kami mendatangiMu dengan penuh kecintaan padamu supaya ada kebaikan baginya. Ya Allah, jika si mayit termasuk orang yang baik, maka tambahilah kebaikannya, dan jika dia orang yang berbuat kesalahan maka ampunilah kesalahannya, dan pertemukanlah dia dengan rahmat dan keridloanMu, serta selamatkanlah dia dari fitnah kubur dan siksanya, luaskanlah kuburnya, dan renggangkanlah bumi dari kedua lambungnya, pertemukanlah dia dengan rahmatMu, keamanan dari siksaMu, sehingga Engkau bangkitkan dia dalam keadaan aman menuju surgaMu Ya Arhamaraahimiin.
Dan bertakbir atasnya dengan empat kali takbir : Setelah takbir pertama membaca al Faihah, setelah takbir kedua bersholawat atas Nabi sholallohu 'alaihi wa sallam, dan mendo'akan mayit setelah takbir yang ketiga, dia mengatakan : Ya Allah ini dia hambaMu dan anak dari dua hambaMu, telah keluar dari kesenangan dan keluasan dunia, serta keluar dari yang dicintainya dan pencintanya menuju kegelapan kubur dan sesuatu yang dia akan menjumpainya. Dia telah bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selainMu saja, yang tidak ada sekutu bagiMu, dan dia pun bersaksi bahwa Muhammad merupakan hamba dan utusanMu. Engkau lebih mengetahui tentangnya daripada kami. Ya Allah, sesungghnya mayit ini menghadap kepadaMu dan Engkau sebaik-baik yang diharapkan. Mayit ini membuthkan rahmatMu, dan Engkau Maha Kaya dari menyiksanya. Sungguh kami mendatangiMu dengan penuh kecintaan padamu supaya ada kebaikan baginya. Ya Allah, jika si mayit termasuk orang yang baik, maka tambahilah kebaikannya, dan jika dia orang yang berbuat kesalahan maka ampunilah kesalahannya, dan pertemukanlah dia dengan rahmat dan keridloanMu, serta selamatkanlah dia dari fitnah kubur dan siksanya, luaskanlah kuburnya, dan renggangkanlah bumi dari kedua lambungnya, pertemukanlah dia dengan rahmatMu, keamanan dari siksaMu, sehingga Engkau bangkitkan dia dalam keadaan aman menuju surgaMu Ya Arhamaraahimiin.
Dan
setelah takbir yang keempat membaca : Ya Allah, janganlag Engkau
haramkan bagi kami pahalanya, dan janganlah Engkau menguji kami
sepeninggalnya, ampunilah kami dan dia. Dan kemudian salam setelah
takbir yang keempat.
Dan dikebumikan di dalam liang lahat menghadap kiblat, dan dijalankan (dimulai [dengan memasukan]) kepalanya dengan lembut/pelan-pelan. Dan orang yang memasukannya di liang lahat membaca : "Dengan nama Allah dan di atas agama Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam", mayit diletakan/dikebumikan setelah didalamkan kuburan seukuran berdirinya seseorang dan sebentangan tanganya (itu kira-kira seukuran empat hasta setengah), meratakan kubur dan tidak membangun bangunan di atasnya, dan tidak mengecatnya. Tidak mengapa dengan menangis atas mayit dengan tanpa mengeraskan suara dan merobek baju. Kelarga yang ditinggal dita'ziahi sampai tiga hari setelah penguburannya.
Dan tidaklah dikuburkan dua orang dalam satu kuburan kecuali bila ada keperluan.
Dan dikebumikan di dalam liang lahat menghadap kiblat, dan dijalankan (dimulai [dengan memasukan]) kepalanya dengan lembut/pelan-pelan. Dan orang yang memasukannya di liang lahat membaca : "Dengan nama Allah dan di atas agama Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam", mayit diletakan/dikebumikan setelah didalamkan kuburan seukuran berdirinya seseorang dan sebentangan tanganya (itu kira-kira seukuran empat hasta setengah), meratakan kubur dan tidak membangun bangunan di atasnya, dan tidak mengecatnya. Tidak mengapa dengan menangis atas mayit dengan tanpa mengeraskan suara dan merobek baju. Kelarga yang ditinggal dita'ziahi sampai tiga hari setelah penguburannya.
Dan tidaklah dikuburkan dua orang dalam satu kuburan kecuali bila ada keperluan.
Terjemah Fiqih Kitab at-Taqrib Matan Abi Syuja (3) [ KITAB ZAKAT ]
By hadzafadlulloh on 15 Maret 2013
KITAB ZAKAT
Zakat wajib dalam lima perkara, yaitu : Binatang ternak, atsman, hasil pertanian, buah-buahan dan harta dagangan.
Adapun
binatang maka wajibnya zakat dalam tiga jenis hewan, yaitu : Unta,
sapi, dan kambing. Syarat wajib zakatnya ada enam perkara : Islam,
merdeka, kepemilikan yang sempurna, nishob, haul dan digembalakan.
Adapun
atsman ada dua macam : Emas dan perak . Syarat wajib zakatnya ada lima
perkara : Islam, merdeka, kepemilikan yang sempurna, nishab dan haul.
Adapun zakat tanaman maka wajibnya zakat dengan tiga syarat : Jenis tanaman yang ditanam oleh manusia, mekanan pokok yang bisa tahan lama disimpan, telah nishob.
Adapun zakat tanaman maka wajibnya zakat dengan tiga syarat : Jenis tanaman yang ditanam oleh manusia, mekanan pokok yang bisa tahan lama disimpan, telah nishob.
Adapun
tsamar/buah-buahan maka zakatnya wajib dalam dalam dua jenis buah :
Buah kurma dan buah anggur. Dan syarat wajib zakatnya ada empat
perkara : Islam, merdeka, kepemilikan yang sempurna, dan nishab.
Adapun barang dagangan maka wajib zakatnya dengan syarat-syarat yang disebutkan dalam zakat atsman (emas dan perak).
Pasal Tentang Zakat Unta
Permulaan nishob Unta adalah lima ekor, dan zakatnya satu ekor kambing.
Dan untuk sepuluh ekor Unta zakatnya dua ekor kambing.
Dan untuk lima belas unta zakatnya tiga ekor kambing.
Dan untuk duapuluh ekor unta zakatnya empat ekor kambing.
Dan untuk duapuluh lima ekor unta zakatnya unta bintu makhod.
Dan untu tigapuluh enam ekor unta zakatnya dengan bintu labun.
Dan untuk empat puluh enam ekor unta zakatnya dengan hiqqoh.
Dan untuk enampuluh satu ekor unta zakatnya dengan jada'ah.
Dan untuk tujuhpuluh enam unta zakatnya dengan dua ekor bintu labun.
Dan untuk sembilanpuluh satu unta zakatnya dengan dua ekor hiqqoh,
Dan untuk seratus duapuluh satu ekor unta zakatnya dengan tiga ekor bintu labun.
Dan bagi setiap empat puluh zakatnya bintu labun.
Dan bagi setiap limapuluh ekor maka zakatnya hiqqoh.
Pasal Tentang Zakat Sapi
Permulan
nishob sapi tigapuluh ekor sapi, dan zakatnya tabi'. Dan dalam
empatpuluh ekor zakatya musinnah. Maka atas ini analogikanlah.
Pasal Tentang Zakat Kaming.
Permulaan nishab kambing adalah empatpuluh ekor, dan zakatnya satu ekor kambing yang berusia genap enam bulan (jada'ah) atau satu ekor domba yang genap berusia satu tahun (tsaniyah).
Dan dalam jumlah seratus dua puluh satu ekor kambing, zakatnya dua ekor kambing.
Dan dalam jumlah duaratus satu, zakatnya tiga ekor kambing.
Dan dalam jumlah empatratus, zakatnya empat ekor kambing.
Kemudian setiap bertambah seratu, zakatnya satu ekor kambing.
Pasal Tentang Zakat Yang Berserikat
Dua orang yang berserikat keduanya mengeluarkan zakat dengan zakat satu orang dengan tujuh syarat :
- Bila tempat bermalamnya satu.
- Jika tempat istirahatnya satu.
- Tempat menggembalanya satu.
- Pejantannya satu.
- Tempat minumnya satu.
- Pemeras air susunya satu.
- Dan tempat pemerasan susunya satu.
Pasal Tentang Zakat Emas dan Perak
Nishob
emas adalah 20 mitsqol, dan zakatnya 1/40 (2,5 %), (ia adalah setengah
mitsqol, dan bila bertambah maka dengan hitungannya).
Dan
nishob perak adalah duaratus dirham, dan zakatnya 1/40 (2,5%), i(a
adalah lima dirham, dan bila bertambah maka dengan hitungannya). Dan
tidak ada zakat bagi perhiasan yang diperbolehkan.
Pasal Tentang Zakat Pertanian dan Buah-Buahan
Nisob
pertanian dan buah-buahan adalah lima wasaq (ia adalah seribu enamratus
liter iraq), dan bila bertambah maka dengan hitungannya. Dan zakatnya
jika tadah hujan atau yang mengalir diatas bumi (seperti sisa
banjir-penj) adalah sepersepuluh. Dan bila diairi dengan alat yang
diputar oleh hewan atau disiram dengan pembiayaan maka seperlima.
Pasal Tentang Zakat Harta Perdagangan
Zakat harta dagangan dilaksanakan di akhir haul dengan sesuatu yang dibelinya. Dan dikeluarkan dari itu 1/40.
Dan yang dikeluarkan dari tambang emas dan perak dikeluarkan (jika telah sampai nishob -penj) 1/40 darinya ketika itu juga.
Dan yang ditemukan dari rikaz (harta terpendam) maka zakatnya 1/5 seketika itu juga.
Bab Tentang Zakat Fitrah
Zakat fitrah wajib dengan sebab tiga perkara :
- Islam
- Tenggelamnya matahari di akhir bulan Ramadhan.
- Adanya kelebihan dari makanan pokoknya dan makanan pokok keluarganya pada hari itu.
Dan
menzakati dirinya dan orang-orang yang wajib ia nafakahi dari
orang-orang muslim sebanyak satu sho dari makanan negrinya. Ukurannya
lima liter dan sepertiga (5,1/3) negri Irak.
Pasal Tentang Pembagian Zakat
Zakat
diberikan kepada delapan golongan yang Allah Ta'ala sebutkan dalam
kitabnya yang mulia, dalam firmanNya Ta'ala : "Sesungguhnya
zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang faqir, miskin, pengurus
zakat (amilin) , orang-orang yang diharapkan kelembutan hatinya, riqob
orang yang berhutang di jalan Allah (gharimin), dan yang sedang dalam
perjalanan (ibnu sabil).
Dan kepada orang-orang yang ditemukan dari mereka, minimalnya tiga orang dari setiap golongan kecuali pengurus zakat.
Lima
kelompok manusia tidak boleh diberikan zakat kepada mereka : Orang kaya
dengan harta atau pekerjaan, budak, bani Hasyim, bani Muthalib dan
kafir.
Orang
yang wajib dinafakahi oleh muzaki (orang yang berzakat) maka zakat
tidak diberikan kepada mereka dengan nama faqir dan miskin, dan boleh
karena dia orang yang sedang berperang dan berhutang (gharimin).
No comments:
Post a Comment