Thursday, November 28, 2013

FIKIH THOHAROH : TAYAMMUM



Tayammum secara bahasa adalah sengaja
Tayammum secara istilah adalah beribadah kepada Alloh Ta’ala dgn SENGAJA mengambil Shoid yg baik untuk mengusap muka dan telapak tangan.
Shoid secara bahasa : setiap yg paling tinggi dipermukaan bumi
Yang bisa dipakai tayammum adalah Shoid secara umum yaitu segla benda yg berada di permukaan bumi.(tahqiq syaikh muh Amin Asinqithy)
Kapan bertayammum : Klo tidak menemukan air, atau klo khawatir membahayakn dirinya jika menggunakan air
Anggota tayammum adalah : wajah dan dua telapak tangan (hadits ammar bin yasir-bukhori muslim)
Tatacara Tayammum menurut hadits Ammar bin Yassir :
1. memukulkan kedua telapak tangan ke bumi satu pukulan
2. Menggosokkan tangan kirinya diatas tangan kanannya
3. menggosok kedua punggung telapak tangan
4. mengusap mukanya
dlm riwayat yg lain :
1. Telapak tangan dipukulkan ke bumi
2. meniup pada kedua telapak tangan. (menepukkan kedua telapak tangan sampai tersisa sedikit debu)
3. mengusap muka kemudian telapak tangan
Setiap pembatal wudhu adalah pembatal tayammum.


Catatan Penting :
1.      Kedua riwayat diatas adalah kedua2nya boleh.
2.      Mengusap tdk harus kena semua.
3.      Dipukul dua kali atau tiga kali adalah haditsnya lemah.
4.      Mengusap sampai siku haditsnya juga lemah.
5.      Tayammum ada niatnya dan membaca basmalah.
6.      “Tayammum adalah wudhunya seorang muslim”(hadts hasan), maka hal2 wudhu juga dilakukan di tayamum seperti niat dan membaca basmalah.
7.      Bagi siapa yg tayammum lalu dengar air mengalir maka ia harus batalkan sholat dan ambil air wudhu. Jika sudah selesai sholat maka sudah terangkat kewajiban sholat jd tdk perlu mengulangi sholat.
8.      Banyak hadits yg mensyariatkan tayammum dgn tanah, tapi yg benarnya yg dipakai tayammum adalah semua yg berarti shoid seperti penjelasan diatas.
9.      Contoh kasus berdalil yg salah : melarang berdagang di malam hari berdalilkan dgn surat AlQuran Surat Annaba’, tp hal ini tdk bisa diambil hukumnya karena ayat Quran tsb menunjukkan nikmat Alloh bukan petikan hukum

  
Kitab Ad-Durar Al-Bahiyyah karya Imam Asy-Syaukany rahimahullah,
Diringkas secara makna dari ceramah ustad Dzulqarnain bin Muhammad Sanusi
.

No comments: